TVRI berdiri pada 24 Agustus 1962 (berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII/61) ditandai dengan siaran perdana Asian Games ke IV di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno. Pembangunan infrastruktur yang disiapkan oleh Pemerintah kala itu kawasan kompleks olahraga Senayan (Kampung Senayan, Petunduan, Kebun Kelapa dan Bendungan Hilir) serta pembangunan jalan baru yaitu Jalan M.H. Thamrin, Gatot Subroto, Jembatan Semanggi, hingga TVRI guna menunjang kebutuhan penyiaran turnamen.
Kehadiran TVRI disiapkan dalam waktu kurang dari sepuluh bulan. Menempati gedung yang semula dihajatkan sebagai Kampus Akademi Penerangan – Departemen Penerangan RI, di Gerbang Pemuda – Senayan Jakarta, program siaran disiapkan, dikemas dan dipancarluaskan memakai jaringan teresterial. Kemudian, pembangunan tahap berikut di luar Jawa, meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sehingga, genap seperempat abad, infrastruktur penyiaran televisi sudah tersebar hampir di seluruh penjuru Nusantara. Secara kronologis status TVRI Tahun 1963 Berbentuk Yayasan Televisi Republik Indonesia (TVRI) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 215 Tahun 1963 tentang Pembentukan Yayasan Televisi Republik Indonesia. Merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah NKRI.
Memasuki era Reformasi bersamaan dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui Keppres No.355/M/1999 tentang Pembentukan Kabinet Persatuan Nasional, maka status hukum TVRI mengambang. Tahun 1976 TVRI berubah status menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) dibawah Departemen Penerangan. Namun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepmen No.l01/KEP/m.pan/1/2000 (5 Januari 2000) menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Televisi serta Unit Pelaksana Teknis di Jakarta dan Daerah untuk tetap melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu.
Tahun 2000 status TVRI berubah menjadi PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia tanggal 7 Juni 2000. Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah ini, TVRI memperoleh kejelasan status hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik, independen, netral, mandiri dan program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keuntungan, dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang dilakukan dengan standar yang tinggi. Secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan September 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Dengan terbitnya PP Nomor 64 Tahun 2001 Pembinaan Perjan TVRI dari Departemen Keuangan dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.
Status TVRI berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN setelah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Televisi Republik Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) pada Tanggal 17 April 2002. Melalui Persero ini, Pemerintah mengharapkan TVRI dapat menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik yang independen, netral dan mandiri guna meningkatkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan masyarakat, serta lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan menyelenggarakan usaha di bidang pertelevisian yang menghasilkan program siaran yang sehat dan bermutu tinggi sekaligus dapat memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang modern dan profesional.
Sejak Tahun 2005 hingga kini, Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia. Sebagai televisi publik, LPP TVRI mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangakau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Era pertama kehadiran TVRI, juga dimaknai sebagai Era Keemasan. Di bawah payung kebijakan penyiaran monopolistik, dalam paruh kedua, program berita dikemas dengan format “menurut petunjuk Bapak Presiden.” TVRI menjadi media tunggal penyiaran televisi pemerintah yang beroperasi ke seluruh Indonesia. Sejak berstatus Yayasan TVRI, hingga sebagai Unit Pelaksana Teknis Penyiaran Televisi di bawah Departemen Penerangan, diterapkan kebijakan diseminasi informasi model “top down”. Dengan memanfaatkan teknologi penyiaran televisi analog melalui hibah peralatan luar negeri, para kru TVRI mampu menyajikan program nonberita dengan prima. Terlebih didukung kekayaan seni budaya, diversitas etnis dan sosial sebagai sumber inspirasi, maka hal itu menjadi kunci sukses program. Berbagai program era ini, diminati pemirsa, karena mencerminkan pembangunan bangsa atau ‘nation & character building’.
Selama era monopolistik, semula tampilan logo TVRI berbentuk segi empat. Kemudian mengalami metamorfosis menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.
Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tri fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Bedanya, semula media televisi setara dengan RI, namun pada logo kedua menyatu dalam bingkai. Beda kedua, hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknoligi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa ke Indonesiaan makin kentara. Perubahan logo segi empat menjadi segi lima cermin simbolisasi Pancasila. Ditambah ilustrasi “bola dunia" memosisikan TVRI sebagai pembawa gawang Khatulistiwa. Menariknya, layanan diseminasi informasi ke masyarakat, ditahbiskan oleh TVRI sebagai corong pemerintah atau dalam bahasa gaul anak muda, "TVRI emang pemerintah banget!" Fungsi pencocokan TVRI-pun terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis.
Saat itu, diakui jujur bahwa TVRI tidak memiliki 'independensi dalam kebijakan editorial policy'. Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Sementara internal TVRI meningkatkan kelesuan, dan di mana pun di sana terjadi hal sebaliknya. Tuntutan zaman dan perkembangan teknologi , tidak terbendung lagi. Arus desakan global dan kompetisi, perlu dijawab dengan kreativitas, inovasi, improvisasi dan terobosan pengemasan dalam produksi program penyiaran televisi.
lbarat judul karya RA Kartini, industri pertelevisian Indonesia , bagai buku berjudul: "Habis Monopoli, Terbitlah Kompetisi". Era monopoli penyiaran usai, ditandai pelonggaran izin penyelenggaraan penyiaran televisi swasta dari Departemen Penerangan. Di awal 1990-an secara bersamaan turut hadir stasiun televisi swasta. Dalam suasana kompetisi maraknya kompetisi, setidaknya terjadi dua hal yang patut dicatat sebagai bahan pembelajaran untuk TVRI.
Pertama, pada TVRI internal. Walau ada perubahan logo sebagai cermin tradisi mengubah diri, namun jika era kompetisi dibandingkan periode monopolistik, tidak ada bedanya. Selama era kompetisi sejak 1990, dalam waktu kurang dari dua dekade, logo TVRI mengubah lima kali. Walau bentuk visual logo tetap sama, yaitu huruf TVRI pembentuk segi empat horisontal. Sedikit pembeda pada nuansa pemakaian warna, dari arsir warna horizontal pada logo keempat dan kelima, yang kemudian berubah menjadi latar berwarna senada, putih pudar pada logo keenam. Kemudian, kehadiran garis lengkung tiga warna pada logo kelima, menghilang pada logo berikutnya. Baru muncul lagi, walau hanya sebuah ‘cakar atau gancu’ pada logo TVRI yang digunakan hingga Maret 2019. Hari Jum’at 29 Maret 2019 menjadi saksi sejarah baru perubahan logo TVRI. Logo memang harus diakui menjadi bagian yang paling banyak dibicarakan dalam proses rebranding LPP TVRI. LPP TVRI tidak lagi mengganti logo dengan pola sayembara atau dibuat internal secara interanal. Karena brand memang bukan sakadar logo, brand itu juga soal corporate image yang akhirnya sampai budaya organisasi (corporate culture).
Terhadap berbagai proses perubahan logo tadi, secara simbolik dapat dimaknai bahwa:
Perpaduan lima unsur ini lalu dibuat ke dalam aplikasi. Aplikasi terpenting adalah pada layar yang kemudian dikenal dengan nama channel branding. Di sinilah LPP TVRI menggunakan untuk logo bug, channel id, dan channel sting berikut dengan sting tune nya. Super grafis mengubah tampilan layar dalam promo bug, promo template, in pointer menu dan lain lain. Sementara implementasinya di program atau news dikenal dengan istilah news/program package berupa opening tune, lower third, window atau split box dll. Aplikasi perkantoran berupa nama kantor, kendaraan operasional, surat-menyurat sampai ke seragam karyawan, semua diatur standard dan seragam dalam penerapannya mulai dari kantor pusat sampai daerah. TVRI Media Pemersatu Bangsa.
Visi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia adalah menjadi lembaga penyiaran kelas dunia yang memotivasi dan memberdayakan, melalui program informasi, pendidikan dan hiburan yang menguatkan persatuan dan keberagaman guna meningkatkan martabat bangsa.
Misi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia adalah :
TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, TVRI menyelenggarakan fungsi :
Agus Sudibyo
Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI
Anggota Dewan Pers 2 periode (2010-2013 dan 2019-2022), Agus Sudibyo mengawali karir sebagai wartawan, aktif selaku Ketua Dewan Pakar PWI Pusat, dosen serta peneliti dan penulis.
Aktif menulis sejak 2001 hingga saat ini dan telah menerbitkan 15 buku.
Lulusan UGM dan STF Driyarkara ini kerap pula menulis isu-isu media, filsafat dan digitalisasi untuk berbagai surat kabar dan jurnal.
Penerima Press Freedom Award 2007 dari AJI Indonesia dan DRSP - USAID ini sempat menangani sejumlah sengketa jurnalistik di Dewan Pers.
Hardly Stefano Fenelon Pariela
Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI
Lulusan Magister Kebijakan Publik Universitas Airlangga Surabaya ini mengawali kiprah di lembaga publik dengan menjadi Ketua dan anggota Komisi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur, periode 2012 - 2016.
Pengembangan kapasitas kepemimpinan nasional diperoleh melalui Program Pendidikan Reguler Angkatan 53, tahun 2015 pada Lembaga Ketahanan Nasional.
Pria berdarah Maluku ini kemudian mendapat kepercayaan sebagai regulator penyiaran dengan menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat periode 2016 - 2019 dan periode 2019 - 2022.
Hardly Stefano Fenelon Pariela juga menjadi bagian dari penulisan buku yang diterbitkan oleh KPI, diantaranya: “Dialektika Penyiaran Indonesia”; “Arah Baru Pengembangan SDM Penyiaran dan Gerakan Literasi Media”; “Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa”; “TVRI dan Digitalisasi Penyiaran”.
Agnes Irwanti
Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI
Mengawali kiprahnya di dunia penyiaran pada tahun 2007, sebagai anggota Pokja Penyiaran Masyarakat Telematika (Mastel) dan tim editor Green Paper Penyiaran. Agnes Irwanti, lulusan Universitas Indonesia (S1 dan S2), serta Pasca Sarjana SB IPB (S3), sebelum menjabat sebagai Dewan Pengawas TVRI, Agnes aktif sebagai konsultan di bidang ICT.
Beliau tergabung dalam organisasi profesi Ahli KPBU Indonesia, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha, dan Insitute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Mendapat penghargaan sebagai salah satu "Most Inspiring Women in Engineering" se Asia Pasifik oleh IEEE Region 10 di tahun 2011.
Agnes Irwanti juga terlibat sebagai salah satu penulis buku, antara lain buku berjudul "Artificial Intelligence: Teknologi, Inovasi dan Implementasi di berbagai bidang" (2022), diterbitkan oleh PNJ Press dan "Potensi Produk Inovasi Telekomunikasi Seluler untuk Indonesia" (2022), diterbitkan oleh Balitbang SDM Kominfo.
Sifak
Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI
Puluhan tahun mengabdi di TVRI, Sifak mengawali karir sebagai reporter berita dan pewawancara. Pengalaman ini membawanya kepada karir berikutnya yaitu sebagai Manager Current Affairs.
Penerima Penghargaan Penulisan Naskah Suku-Suku dan Naskah Anak Indonesia, mulai dipercaya untuk melaksanakan tugas sebagai Kepala TVRI Stasiun Gorontalo pada tahun 2010.
Selanjutnya berturut-turut menjabat sebagai Kepala TVRI Stasiun Kalimantan Selatan, Kepala Bidang Berita, Kepala TVRI Stasiun Sulawesi Utara, Kepala TVRI Stasiun Bali, Kepala TVRI Stasiun Kalimantan Timur, Kepala TVRI Stasiun Sulawesi Selatan, dan terakhir pada tahun 2021 Sifak menjabat sebagai Kepala TVRI Stasiun Jawa Tengah
Danang Sangga Buwana
Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI
Memulai karir sebagai reporter dan kontributor berita telah membawanya pada karir profesional di dunia penyiaran selaku Produser Eksekutif Program Talk Show, News dan Infotainment di salah satu industri penyiaran swasta. Hingga Mencapai posisi Head Division, Corporate Secretary dan Regulatory pada perusahaan terbuka (TBK).
Menjadi sekretaris Umum pada organisasi profesi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jakarta.
Lulusan S2 Profesi, Universitas Sahid Jakarta (2007) ini juga berkiprah di dunia pendidikan tinggi sebagai Dosen Broadcasting pada Jurusan Jurnalistik Penyiaran.
Aktif menulis di berbagai surat kabar dan berpengalaman di bidang penyiaran, Danang Sangga Buwana mengabdi sebagai Komisioner bidang pengelolaan struktur dan system penyiaran, Komisi Penyiaran Pusat, Jakarta periode 2013-2016.
Iman Brotoseno
Direktur Utama TVRI / TVRI President Director
Memulai karir di industri kreatif dari tahun 1998, Iman Brotoseno telah menyutradarai lebih dari 1000 video yang terdiri dari film, iklan televisi, dokumenter, dan video klip musik. Iman Brotoseno menyelesaikan pendidikan formal di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan di National Film & Television School, Inggris, jurusan Produksi Film.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama LPP TVRI, pengalaman profesional Iman Brotoseno di dunia perfilman salah satunya adalah di Orange Waterland Films sebagai Sutradara Film pada tahun 2006-2018.
Karya monumental yang diproduksi pada tahun 2015 bertajuk 3 Srikandi telah mencuatkan nama Iman Brotoseno sebagai salah satu Sutradara kenamaan Tanah Air.
Arif Adi Kuswardono
Direktur Program dan Berita TVRI / TVRI Director of Program and News Affair
Arif Adi Kuswardono pernah menapaki karir sebagai jurnalis, broadcaster, aktivis, legal auditor dan profesional komunikasi/informasi publik, yang fokus pada peningkatan kualitas media dan informasi di masyarakat, pemenuhan hak atas informasi, transparansi, pelayanan publik serta good governance. Berawal sebagai seorang Jurnalis, Arif Adi Kuswardono sempat menjadi Jurnalis untuk Radio Gajah FM Semarang (1994), Majalah Forum Keadilan Jawa Tengah (1994-1998) dan Majalah Tempo (1998-2009). Sebelumnya, Arif juga sempat menjadi Stringer MBM Tempo Biro Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta pada tahun 1993-1994. Kemudian, pada tahun 2009-2017 Arif beralih profesi menjadi broadcaster untuk stasiun televisi Trans7 dan pada tahun 2017-2021, Arif mengabdikan dirinya sebagai Komisioner Komisi Informasi Pusat bidang Penyelesaian Sengketa Informasi. Pada tahun 2022, Arif melebarkan sayapnya di dunia konsultan komunikasi dengan mendirikan PT. Tera Binar Persada.
Beragam penghargaan telah diraih oleh lulusan Sarjana Hukum Universitas Diponegoro Tahun 1997 ini. Sepanjang perjalanan karirnya, Arif Adi Kuswardono yang telah memegang sertifikasi Legal Audit dari Jimly Law School and Government (JLSG) dan Mediator dari Pusat Mediasi Nasional pernah meraih penghargaan Investigasi Terbaik (Kategori Cetak) AJI Jakarta (2006 & 2007), Anugerah Adiwarta Sampoerna Kategori Hukum dan Kategori Politik (2007), Apresiasi Jurnalistik Pertamina Kategori Dokumenter (2010), Nominator Program Berita Terbaik Panasonic Gobel (2010) dan Nominator Program Gaya Hidup/Lifestyle Terbaik Panasonic Gobel (2013).
Raden Sarjono
Direktur Keuangan TVRI / TVRI Director of Finance
Mendedikasikan diri untuk berkarir di LPP TVRI, Raden Sarjono resmi dilantik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 1997. Berbagai kursus dan pelatihan di bidang keuangan, telah ditekuni sejak tahun 1998 sampai dengan 2021. Diawali dengan mengikuti Pelatihan Tata Usaha Keuangan (1998), Diklat Dasar Penerangan II (1999), Pelatihan Sertifikasi Profesional Auditor (2003), e-Learning Penyelesaian Tagihan (2020), e-Learning Jabatan Fungsional Pranata dan Analis Pengelola APBN (2021), hingga Diklat SAKIP (2021).
Raden Sarjono berhasil menamatkan pendidikan di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan gelar Sarjana Ekonomi Manajemen dan STIEKUBANK Semarang dengan gelar Magister Manajemen Keuangan. Selama berkarir di TVRI, Raden Sarjono pernah mengemban beberapa jabatan seperti Kepala Bidang Keuangan (2003-2007), Plt. Kepala Bagian Keuangan TVRI Stasiun Jawa Tengah (2007-2013), Kepala Bagian Keuangan TVRI Stasiun Jawa Timur (2013-2020), Plt. Kepala Stasiun TVRI Jawa Timur (2017), Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan Kantor Pusat LPP TVRI (2020), Jabatan Fungsional Analis Pengelola APBN Ahli Madya (2020), hingga Kepala Stasiun TVRI Jambi (2021-2023).
Rika Damayanti
Direktur Umum TVRI / TVRI General Director
Menapaki jenjang karir di LPP TVRI, Rika Damayanti pada tahun 2007 - 2017 menjabat sebagai Kepala Seksi Current Affairs dan Siaran Olahraga LPP TVRI Stasiun Sumatera Selatan. Kemudian beliau melaksanakan tugas berikutnya dalam jabatan sebagai Kepala Seksi Pengembangan dan Usaha LPP TVRI Stasiun Sumatera Selatan Tahun 2017-2018.
Berbagai pengalaman yang diraih, selanjutnya membawa Rika Damayanti pada posisi sebagai Kepala Bidang Penjualan, Pemasaran Siaran dan Lalu Lintas Usaha, Direktorat Pengembangan dan Usaha LPP TVRI.
Pada Bulan Maret 2022, lulusan S1 Universitas Sriwijaya dan S2 Universitas Indonesia ini dipercaya menjabat sebagai Kepala LPP TVRI Stasiun Bengkulu. Dan pada 15 November 2023 beliau dilantik sebagai Direktur Umum LPP TVRI.
Bernardus Satriyo Dharmanto
Direktur Teknik TVRI / TVRI Director of Technical Operations
Sebelum menjabat sebagai Direktur Teknik LPP TVRI, Satriyo Dharmanto adalah seorang entrepreneur dan praktisi bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT) yang aktif memberikan kontribusi bagi perkembangan ICT di Indonesia, selama lebih dari 29 tahun.
Beliau juga aktif sebagai Konsultan dan Narasumber bidang Inklusi Digital di Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yang berkesempatan memberikan pelatihan Capacity Building di beberapa UMKM dan BUMDes di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T.
Lulusan S1 Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta dan S2 Universitas Indonesia ini, pernah aktif di Telenor Broadcast, group perusahaan milik pemerintah Norwegia, yang membuatnya berkontribusi menangani bidang penyiaran publik melalui NRK (Norsk Riskringkasting AS), Telenor Satellite AS, dan terakhir menjabat sebagai Regional Sales Director Conax AS.
Satriyo telah menulis empat buku bidang Telekomunikasi, ICT, TV Digital, dan Women Empowering, disamping itu beberapa tulisannya telah dimuat di harian Kompas, Majalah Broadcastmagz dan majalah Komisi Penyiaran Indonesia. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua IEEE Communication Society Indonesia Chapter periode 2011-2014, Ketua IEEE Indonesia Section 2014-2017, Industry Relation Coordinator IEEE Asia Pacific (R10), dan IEEE Indonesia Section Advisory Board.
Retno Wulan Kartiko Purbodjati
Direktur Pengembangan dan Usaha TVRI / TVRI Director of Business Development
Mengenyam pendidikan formal S1 di California State University San Bernardino, USA pada program studi Business Administration – Finance, pada tahun 1991 hingga 1994, Retno Wulan Kartiko Purbodjati pada tahun 2010 selanjutnya meneruskan pendidikan ke jenjang S-2 pada Universitas Gadjah Mada dengan mendalami disiplin Ilmu Magister Management Fakultas ekonomi dan Bisnis – Strategy. Pendidikan S-2 ditamatkannya dengan predikat Cum Laude pada tahun 2012.
Retno Wulan Kartiko Purbodjati bukanlah orang baru di TVRI. Beliau bergabung dengan LPP TVRI tahun 2021 sebagai Penyiar Berita Nasional Freelance dan pada tahun 2021 sebagai seorang Produser Berita. Menjalankan tugas dalam tim Redaksi Dunia Dalam Berita, Klik Indonesia Malam dan Klik Indonesia Petang.
Sebelumnya Retno telah memulai karirnya di Merril Lynch USA pada Januari 1994. Pada tahun 1995, bergabung dengan PT. Indosat - PT. Satelindo sebagai Assistant Vice President (AVP) yang berperan membuka peluang bisnis baru dengan partner khususnya Business to Business. Pada tahun 2020 beliau menjadi Staff Ahli Direktur Marketing – General Manager Level pada PT. KOPINDOSAT
Johan Setiawan
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan TVRI / Head of Education and Training Center
Memperoleh gelar sarjana S1 dari STIA LAN, Jakarta dan S2 dari STIE Ganesha, Banten, Johan Setiawan menapaki karir di LPP TVRI sejak tahun 1986. Sejumlah jabatan pernah diemban mulai dari posisi sebagai Kepala Seksi Pengadaan dan Logistik TVRI Stasiun Pusat Jakarta (2003), Kepala Sub Bagian Pengadaan Barang Umum dan Jasa, Kantor Pusat LPP TVRI (2007), Kapala Sub Bagian Pengadaan Barang Teknik dan Program Kantor Pusat LPP TVRI (2014), Kepala Sub Bagian Gedung Kantor dan Lingkungan Kantor Pusat LPP TVRI, 2016 serta Kepala Bagian Umum TVRI Stasiun DKI Jakarta pada tahun 2019. Memasuki tahun 2020, Johan Setiawan mendapat Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Madya dan pada tahun berikutnya di 2021 sebagai Pejabat Fungsional Analis Kepegawaian Ahli Madya. Pada tahun 2022, Johan Setiawan dipercaya menjadi Kepala TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, dan tahun 2024 dilantik menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan LPP TVRI.
Adi Pratomo, Ak., CCSA.
Kepala Satuan Pengawasan Intern TVRI / Head of Internal Audit
Memperoleh gelar sarjana di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Mendapatkan sertifikasi CSSA (Certified of Control Self Assesment) pada tahun 2015, sertifikasi CGCAE (Certified of Government Chief of Audit Executive) pada tahun 2022. Sebelumnya menjabat menjadi Koordinator Pengawas Akuntan Negara di Perwakilan BPKP NTT pada tahun 2017 – 2020, menjadi Koordinator Pengawas Akuntan Negara di Perwakilan BPKP DIY pada tahun 2020 – 2023. Pada awal 2023 sampai dengan Agustus 2023 sebagai Auditor Madya selaku Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan APIP, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.
Copyrights © 2021 - 2024 All Rights Reserved by LPP TVRI