Focus Group Discussion Dewan Pengawas LPP TVRI “Penguatan Peran Kepublikan TVRI Melalui Kolaborasi Pemangku Kepentingan”

Raditya Giffachri Nuraulia

28 - Aug - 2024 15:42

Kegiatan - Nasional

Berita
Berita

Focus Group Discussion yang bertemakan “Penguatan Peran Kepublikan TVRI Melalui Kolaborasi Pemangku Kepentingan” ini mengundang beberapa Narasumber yang terdiri dari berbagai macam unsur, yakni dari unsur Pemerintahan seperti Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Maluku Djalaludin Salampessy, Kepala Dinas KOMINFO Kota Ambon Ronald Lekransy, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Maluku Mutiara Dara Utama, unsur pendidikan yang berasal dari kampus-kampus ternama yang ada di sekitar Kota Ambon, bahkan pada kegiatan FGD ini TVRI juga mengundang Narasumber dari unsur Seni dan Budaya seperti Seniman/Budayawan yang ada di Provinsi Maluku hingga Konten Kreator/Influencer. Dewan Pengawas LPP TVRI yang hadir pada kegiatan ini antara lain Hardly Stefano Fenelon Pariela, Agnes Irwanti, dan Danang Sangga Buwana.

Dalam Sambutannya Kepala Stasiun TVRI Maluku Sanny Damanik mengharapkan pada kegiatan FGD ini para Narasumber dapat membantu TVRI dengan memberikan masukan yang membangun karena TVRI adalah milik publik sehingga bagaimana masukan yang membangun dan keberadaan TVRI bisa menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan publik. Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI Agnes Irwanti memberikan sambutan sekaligus membuka acara FGD. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa TVRI memerlukan masukan dari para Narasumber yang hadir. “LPP TVRI adalah TV Publik, sehingga stake holder nya pasti publik. Hal tersebut diperkuat dengan UU No. 32 tahun 2002 sehingga kami ingin mendengar lebih dekat dengan publik” ucap Agnes Irwanti.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Maluku Djalaludin Salampessy mewakili Pejabat Gubernur Provinsi Maluku menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku membuka diri dan memberikan dukungan terhadap berbagai informasi yang disiarkan oleh TVRI. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Marleen Muskita, SP, M.Si juga memberikan perspektif dari bidang akademisi bahwa mahasiswa jaman sekarang lebih suka mencari informasi melalui media sosial seperti Instagram dan Tiktok.

Pekerja Seni/Budayawan Said Magrib juga mengungkapkan kerinduan masyarakat akan tayangan-tayangan TVRI. "Ini sebuah tanda baik, di sekian banyak digitalisasi tetapi mereka masih merindukan TVRI. itu harga mati sebenarnya" ujar Budayawan tersebut

Seniman/Dekan/Dosen Musik Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon Jermias H. Van Harling juga memberikan saran kepada TVRI, kalau ingin menuju kelas dunia maka harus mencari sebuah kebaruan dan inovasi. "Seharusnya TVRI menggandeng lembaga perguruan tinggi, budayawan, seniman untuk dijadikan mitra kerja. Sebab disitu kita akan menemukan apa yang belum kita pikirkan sebelumnya" lanjutnya.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Maluku Mutiara Dara Utama menyampaikan bahwa TVRI harus berkiblat kepada TV Publik yang ada diluar seperti BBC London. Meskipun mereka juga TV Publik namun tetap memberikan tayangan yang menarik. Selain itu Mutiara Dara Utama juga mengingatkan bahwa jika TVRI tidak bisa mengjangkau masyarakat, maka masyarakat akan kehilangan hak Kepublikan informasi. "Yang kami dorong adalah hak masyarakat yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 28F dalam mendapatkan informasi yang layak dan benar" lanjutnya.

Kepala Dinas KOMINFO Kota Ambon Ronald Lekransy mewakili Penjabat Walikota Ambon juga mengatakan bahwa TVRI harus berani masuk ke ruang-ruang sensitif karena selama ini selalu berada di ruang normatif netral, dan juga TVRI harus berani mengambil resiko.

Anggota Dewan Pengawas Danang Sangga Buwana juga menyampaikan kebahagian dan kebanggaannya setelah mendengar berbagai macam masukan dari Narasumber, dan mengharapkan dari para Narasumber yang hadir nantinya akan banyak tokoh masyarakat yang ingin bekerjasama dengan TVRI stasiun daerah maupun TVRI Nasional.

Dosen Komunikasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Drs. Mochtar Touwe, M.I.Kom memberikan saran agar dapat berkolaborasi dengan konten kreator. Dan yang terpenting menurutnya adalah mereka diberikan ruang, sehingga mendapatkan manfaat sebagai wujud kolaborasi.

Dosen Ketua Prodi Komunikasi Univeristas Pattimura (UNPATTI) Ronald Alfredo, S.Sos, M.I.Kom meyakini TVRI akan menjadi rujukan utama, karena medsos juga isinya hoax dan akan sulit membedakan mana yang benar dan tidak benar. Disitulah TVRI hadir agar dapat memberikan suatu kepastian terhadap berita yang didapat dari sosial media.

Konten Kreator/Influencer Roesda Leikawa yang sudah melakukan kegiatan periksa fakta sejak tahun 2020, mengajak TVRI untuk melakukan Mou, agar kedepannya bisa lebih baik terkait dengan penguatan kepublikannya, terutama menjelang Pilkada serentak nanti.

Konten Kreator/Influencer Jhon Laratmasse memberikan usulan, jika TVRI ingin berkolaborasi dengan influencer jangan ditunda-tunda. Karena nantinya akan kehilangan momentum dari sesuatu yang sedang trending pada saat itu.

Sebagai penutup Anggota Dewan Pengawas Hardly Stefano Fenelon Pariela menyampaikan harapannya kepada masyarakat Maluku untuk selalu menjaga dan mencintai TVRI. “Harapan besar kami dari Dewas, karena kami ada di Jakarta tidak bisa setiap saat datang kesini. Tetapi kami ingin menitipkan TVRI Maluku ini kepada Bapak/Ibu yang ada di Maluku untuk sama-sama menjaga dan mendukung, serta yang paling penting selalu mencintai TVRI yang ada di Maluku ini” ujarnya.

 

Penulis: Raditya Giffachri Nuraulia

Penyunting: Sri Sulestari

Terbaru dari Instagram