Entikong - Berita membanggakan datang dari TVRI Stasiun Kalimantan Barat yang dinakhodai oleh Deasy Indriani selaku Kepala Stasiun. Agus Alfian, salah satu kontributor yang telah menjadi bagian dari TVRI Stasiun Kalimantan Barat selama kurang lebih 11 tahun dan bertugas di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau berhasil meraih Hassan Wirajuda Perlindungan Award 2023.

Menjalankan tugas sebagai jurnalis di wilayah perbatasan tentu memiliki banyak tantangan dan tidak selalu mulus. Masalah jaringan internet merupakan salah satu tantangan cukup besar yang harus dihapadi. Selanjutnya adalah akses ke pedalaman yang masih sangat minim karena infrastruktur jalan yang masih kurang memadai. Cukup banyak dan beratnya tantangan serta kendala yang dihadapi, ternyata tidak pernah menyurutkan langkah atau melemahkan semangat Agus Alfian sebagai kontributor TVRI. Ia tetap memaksimalkan tugas liputan untuk menyajikan berita yang berkualitas.

Agus Alfian menceritakan salah satu tugas liputan yang sangat berkesan dan tidak bisa dilupakan, yang mengantarkannya meraih Hassan Wirajuda Perlindungan Award 2023.

“Salah satu liputan yang sangat berkesan dan tidak bisa dilupakan, ketika saya liputan pada tahun 2023 lalu dimana (saya) ikut langsung proses penyelamatan Marlia, seorang Pekerja Migran Indonesia asal Desa Semanga, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Marlia dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Bintulu Sarawak Malaysia, selama kurang lebih 17 tahun serta tidak mendapatkan gaji. Marlia masuk ke Malaysia tahun 2004 silam melalui agen tidak resmi serta berpindah-pindah tempat kerja.

Proses penyelamatan Marlia yang begitu dramatis, dimana sebelumnya Marlia kabur dari rumah majikan dan diselamatkan warga Malaysia yang peduli dengan kondisi Marlia. Melalui proses yang panjang akhirnya Marlia bisa diselamatkan KJRI Kuching. Hingga saat ini, proses memperjuangan hak Marlia masih dilakukan KJRI Kuching hingga pendampingan ke pengadilan di Sarawak dengan menyediakan pengacara. 

Kasus Marlia terbilang menarik dimana dia juga sebagai korban TPPO dan selama 17 tahun bekerja tidak mendapatkan gaji dan termasuk dalam ekploitasi tenaga kerja.

Berawal dari liputan langsung di Sarawak Malaysia terkait penyelamatan Pekerja Migran Indonesia, saya diberikan kesempatan untuk mengikuti Hassan Wirajuda Perlindungan Award (HWPA) dari Kementerian Luar Negeri.

Setelah persiapan dan melengkapi dokumen pendukung sebagai syarat mengikuti proses HWPA, tim juri dari Kemenlu RI melakukan verifikasi faktual di lapangan, dengan mewawancarai langsung narasumber di perbatasan Indonesia dengan Malaysia terkait kiprah saya sebagai jurnalis yang rutin memberitakan masalah PMI di Sarawak Malaysia.

Kurang lebih 6 bulan akhirnya saya ditetapkan sebagai salah satu penerima Hassan Wirajuda Perlindungan Award 2024. Tim juri menilai saya bekerja maksimal di luar tugas sebagai jurnalis untuk memberikan perlindungan WNI bermasalah di luar negeri. Sebagai jurnalis saya juga mengedukasi masyarakat untuk tidak menjadi korban TPPO melalui berita-berita yang disajikan selama ini.”

Hassan Wirajuda Perlindungan Award (HWPA) merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Menteri Luar Negeri kepada individu dan lembaga yang dipandang telah berkontribusi besar dalam Upaya perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Penghargaan ini sudah diselenggarakan oleh pemerintah sejak tahun 2015 hingga kini. Penghargaan HWPA 2023 akan diserahkan secara langsung oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia kepada Agus Alfian sebagai salah seorang penerima penghargaan untuk Kategori Jurnalis/Media pada Jumat, 26 April 2024.

Selamat kepada TVRI Stasiun Kalimantan Barat, terkhusus kepada Agus Alfian yang telah memberikan kebanggaan kepada TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik dengan menghadirkan bukti nyata implementasi fungsi TVRI sebagai Media Pemersatu Bangsa.

Penulis: Agus Alfian

Penyunting: Chaerini